Meditasi dan candi Borobudur
Sebagai
seorang yang berlatih Yoga rutin, tentu tidaklah asing terhadap istilah ini.
Meditasi dilakukan sebagai kelanjutan latihan Asana. Memang banyak saja seorang
yang langsung berlatih Meditasi tanpa perlu mengenal banyak jenis Asana.
Meditasi dilakukan dalam suatu Asana ringan, mudah dilaksanakan, dan mudah
mencapai tujuan ketenangan jiwa.
Biasanya
Meditasi dalam pengertian umum atau yang terlihat oleh masyarakat dilakukan
dalam Asana Padmasana. Itulah gambaran Meditasi hingga pendalamannya dalam
pandangan mereka. Tentu saja bagi pendalam Yoga Meditasi tidaklah sekedar Asana
Padmasana, sikap atau Asana apapun bisa mencapai meditasi sebagai jalan menuju
kesadaran diri.
Yang
menarik bagi orang awam, Meditasi selalu dikaitkan dengan sejuta manfaat bila
melatihnya. Cukup dari gambar atau foto seorang model akan terlihat begitu
menyentuh saat bermeditasi. Biasanya modelnya cantik menarik dengan proporsi
tubuh ideal, memancarkan aura positif, mata sedikit terpejam atau memandang
tajam pada pemusatan pikiran.
Justru
karena itulah sebenarnya meditasi bisa dilatih siapapun dengan sejuta
manfaatnya. Semuanya sederhana saja, siapapun yang betah duduk dalam sikap
Padmasana kemudian mencoba melakukan pranayama, berlanjut ke mantra, visualisasi
atau pemahaman cakra. Bahkan bagi yang fanatik langsung lari ke mistik yang
biasanya adalah doktrin Hinduisme atau Budhisme.
Ah
tak perlu serius mencapai mistik tersebut. Siapapun boleh saja berlatih Asana
kemudian berlanjut ke Meditasi untuk kesehatan dan keseimbangan jiwa raganya.
Dalam Yoga modern manfaat inilah yang
diperdalam. Jadi Yoga tak lagi sebagai ritual milik sebuah agama tertentu. Ini
yang banyak beredar di seluruh dunia, bahkan sebagian diantara penghayat Yoga
sekarang adalah Atheis dan Sekuler.
Segala
pemahaman Meditasi serahkan saja pada masing-masing penghayatnya.
Sekarang
adalah candi Borobudur, ini adalah cagar budaya di Jawa Tengah. Tercatat
sebagai warisan sejarah Indonesia dan diakui dunia sebagai situs yang
dilindungi UNESCO. Semua begitu mengagumkan, jauh di abad ke delapan Masehi
bangsa Indonesia sudah mampu membangun monumen kenangan untuk pendiri agama
Budha.
Kita
tak perlu membahas candi ini dari segala kebesarannya. Pikirkan saja isi
kandungan seluruh tubuh candi ini, segala strukturnya begitu akurat. Dari
ukuran, penempatan hingga kait-mengkaitnya susunan batu bisa berdiri kokoh
ribuan tahun. Sungguh saat itu sudah ada metode pendirian bangunan yang tak
kalah dengan era modern sekarang, yang banyak mengandalkan teknologi mesin.
Tak
perlu mengaguminya lagi, setangkai bunga teratai suci yang berdiri di tengah
telaga purba. Monumen ini secara keseluruhan adalah manivestasi dari laku
meditasi. Kemungkinan dari pendiri maupun tenaga pemahatnya semua paham tentang
ritual ini. Buktinya adalah dari segala penjuru arah mata angin candi ini
berupa patung Budha yang berposisi padmasana. Bila ada relief keadaan
masyarakat saat itu bukan hal yang utama (tambahan saja).
Berarti
dahulu kala Meditasi adalah tempaan dan didikan mental umum untuk setiap warga
kerajaan. Setiap warga kerajaan saat itu melakukan meditasi untuk mencapai
kecerdasan yang tidak kalah oleh Intelectual Quality (IQ) yang berlaku di dunia
modern sekarang.
Begitu
juga untuk satuan pengukuran, bisa jarak, berat benda, dan aturan hukum, semua
sudah teratur dan berlaku menyeluruh. Padahal jika melihat rentang masanya
candi Borobudur berada di tengah jaman keemasan kerajaan-kerajaan di Cina dan
India. Buktinya banyak saja ditemukan tembikar dan uang logam masa kekaisaran
Cina.
Berarti
masa candi Borobudur adalah masa independen yang sangat cemerlang. Biarpun
berada di tengah peradaban maju lainnya mampu berdiri tanpa terpengaruh budaya
luar. Bahkan menjadikannya sebagai sebuah era kebudayaan tersendiri.
Bukti
lainnya meditasi sebagai era keemasan adalah tidak ditemukannya satupun bentuk
benteng pertahanan di seluruh Jawa Tengah dan Yogyakarta. Bisa dibayangkan
tentu saat itu adalah masa damai yang sangat panjang.
Dari
segala struktur candi Baik itu candi Budha maupun Hindu semua tergambar, betapa
universalnya Meditasi. Laku ini kemungkinan sudah sebagai jenis ritual wajib
sebagaimana ibadah sholat dalam agama Islam.
Hanya
alam saja yang mampu menaklukannya, erupsi gunung Merapi menguburkan semua
monumen Meditasi dalam balutan Hindu Budha kecuali kompleks percandiannya saja.
Semua warga harus meninggalkan peradaban yang sudah dibangun ratusan tahun
untuk mencari penghidupan di wilayah lain.
Kini
semua tinggal penggalian arkeologi saja yang membuktikannya.
Ah
artikel ini kubuat untuk memperingati hari Yoga sedunia, mungkin bermanfaat
bagi pembaca. Tetaplah berlatih Yoga dan Meditasi, sebuah kecerdasan akan
diperoleh bukan hanya dari bangku akademik, Semangat. (Penulis)