Sunday, April 26, 2015

Meditasi dan candi Borobudur



Meditasi dan candi Borobudur
            Sebagai seorang yang berlatih Yoga rutin, tentu tidaklah asing terhadap istilah ini. Meditasi dilakukan sebagai kelanjutan latihan Asana. Memang banyak saja seorang yang langsung berlatih Meditasi tanpa perlu mengenal banyak jenis Asana. Meditasi dilakukan dalam suatu Asana ringan, mudah dilaksanakan, dan mudah mencapai tujuan ketenangan jiwa.
            Biasanya Meditasi dalam pengertian umum atau yang terlihat oleh masyarakat dilakukan dalam Asana Padmasana. Itulah gambaran Meditasi hingga pendalamannya dalam pandangan mereka. Tentu saja bagi pendalam Yoga Meditasi tidaklah sekedar Asana Padmasana, sikap atau Asana apapun bisa mencapai meditasi sebagai jalan menuju kesadaran diri.
            Yang menarik bagi orang awam, Meditasi selalu dikaitkan dengan sejuta manfaat bila melatihnya. Cukup dari gambar atau foto seorang model akan terlihat begitu menyentuh saat bermeditasi. Biasanya modelnya cantik menarik dengan proporsi tubuh ideal, memancarkan aura positif, mata sedikit terpejam atau memandang tajam pada pemusatan pikiran.
            Justru karena itulah sebenarnya meditasi bisa dilatih siapapun dengan sejuta manfaatnya. Semuanya sederhana saja, siapapun yang betah duduk dalam sikap Padmasana kemudian mencoba melakukan pranayama, berlanjut ke mantra, visualisasi atau pemahaman cakra. Bahkan bagi yang fanatik langsung lari ke mistik yang biasanya adalah doktrin Hinduisme atau Budhisme.
            Ah tak perlu serius mencapai mistik tersebut. Siapapun boleh saja berlatih Asana kemudian berlanjut ke Meditasi untuk kesehatan dan keseimbangan jiwa raganya. Dalam Yoga modern manfaat inilah  yang diperdalam. Jadi Yoga tak lagi sebagai ritual milik sebuah agama tertentu. Ini yang banyak beredar di seluruh dunia, bahkan sebagian diantara penghayat Yoga sekarang adalah Atheis dan Sekuler.


            Segala pemahaman Meditasi serahkan saja pada masing-masing penghayatnya.
            Sekarang adalah candi Borobudur, ini adalah cagar budaya di Jawa Tengah. Tercatat sebagai warisan sejarah Indonesia dan diakui dunia sebagai situs yang dilindungi UNESCO. Semua begitu mengagumkan, jauh di abad ke delapan Masehi bangsa Indonesia sudah mampu membangun monumen kenangan untuk pendiri agama Budha.
            Kita tak perlu membahas candi ini dari segala kebesarannya. Pikirkan saja isi kandungan seluruh tubuh candi ini, segala strukturnya begitu akurat. Dari ukuran, penempatan hingga kait-mengkaitnya susunan batu bisa berdiri kokoh ribuan tahun. Sungguh saat itu sudah ada metode pendirian bangunan yang tak kalah dengan era modern sekarang, yang banyak mengandalkan teknologi mesin.
            Tak perlu mengaguminya lagi, setangkai bunga teratai suci yang berdiri di tengah telaga purba. Monumen ini secara keseluruhan adalah manivestasi dari laku meditasi. Kemungkinan dari pendiri maupun tenaga pemahatnya semua paham tentang ritual ini. Buktinya adalah dari segala penjuru arah mata angin candi ini berupa patung Budha yang berposisi padmasana. Bila ada relief keadaan masyarakat saat itu bukan hal yang utama (tambahan saja).
            Berarti dahulu kala Meditasi adalah tempaan dan didikan mental umum untuk setiap warga kerajaan. Setiap warga kerajaan saat itu melakukan meditasi untuk mencapai kecerdasan yang tidak kalah oleh Intelectual Quality (IQ) yang berlaku di dunia modern sekarang.
            Begitu juga untuk satuan pengukuran, bisa jarak, berat benda, dan aturan hukum, semua sudah teratur dan berlaku menyeluruh. Padahal jika melihat rentang masanya candi Borobudur berada di tengah jaman keemasan kerajaan-kerajaan di Cina dan India. Buktinya banyak saja ditemukan tembikar dan uang logam masa kekaisaran Cina.
            Berarti masa candi Borobudur adalah masa independen yang sangat cemerlang. Biarpun berada di tengah peradaban maju lainnya mampu berdiri tanpa terpengaruh budaya luar. Bahkan menjadikannya sebagai sebuah era kebudayaan tersendiri.
            Bukti lainnya meditasi sebagai era keemasan adalah tidak ditemukannya satupun bentuk benteng pertahanan di seluruh Jawa Tengah dan Yogyakarta. Bisa dibayangkan tentu saat itu adalah masa damai yang sangat panjang.
            Dari segala struktur candi Baik itu candi Budha maupun Hindu semua tergambar, betapa universalnya Meditasi. Laku ini kemungkinan sudah sebagai jenis ritual wajib sebagaimana ibadah sholat dalam agama Islam.
            Hanya alam saja yang mampu menaklukannya, erupsi gunung Merapi menguburkan semua monumen Meditasi dalam balutan Hindu Budha kecuali kompleks percandiannya saja. Semua warga harus meninggalkan peradaban yang sudah dibangun ratusan tahun untuk mencari penghidupan di wilayah lain.
            Kini semua tinggal penggalian arkeologi saja yang membuktikannya.
            Ah artikel ini kubuat untuk memperingati hari Yoga sedunia, mungkin bermanfaat bagi pembaca. Tetaplah berlatih Yoga dan Meditasi, sebuah kecerdasan akan diperoleh bukan hanya dari bangku akademik, Semangat. (Penulis)

No comments:

Post a Comment