Sebuah SMS kulayangkan pada sebuah nomor yang bermasalah selama ini denganku.
"Kalau mau mendem...Jogging aja"
Eeeehhhh ada jawaban berupa dakwah.....
Aagym:
"Sibuk memecahkan masalah tapi tak melibatkan pertolongan Alloh adalah kesombongan, padahal hanya Alloh yg Maha kuasa atas segalanya"
Yah nomor Aagym menjadi langganan berdatangan karena adanya program SMS Tauhid dari Da'i kondang tersebut.
Uuufff isinya teguran karena dalam melakukan sebuah kegiatan Aku tak menghadirkan si DIA yang berkuasa atas segalanya.
Demikianlah hari-hariku....ada orang lain yang selalu memantau tindakan dan kelakuanku, semua karena sebuah masalah yang tak terselesaikan hingga saat ini. HIKS
Tapi harus kusadari semua itu juga karena KENAKALAN diriku selama ini kepada pihak keluarga yang berkonflik. Mereka tetap tak melepaskan diriku dari perkara untuk bertanggung jawab atas perbuatanku, mungkin selamanya.
Sementara Aku sendiri untuk identitas keluarga yang berkonflik tak tahu menahu, hanya mereka itu tetangga sebelah gang.....satupun nama sejatinya nihil.
Biarlah....yang penting Aku tidak melarikan diri.
"Aku lebih takut masalah lain yang sama jenisnya akan mengejarku, lebih baik kuselesaikan hingga tuntas." Ujarku sendiri memacu motivasi bertahan hidup.
Sibuk memecahkan masalah....
Aku jadi sadar pada kalimat ini, benar JOGGING adalah sebuah pelepasan dari masalah hingga mentalku terpacu untuk tetap bertahan. Walaupun pengertiannya dangkal karena SMS Tauhid itu meluas maknanya. Ini tafsiranku sendiri karena berkaitan dengan sebuah kegiatan harian yang kujalankan.
Pagi hari setelah berlatih JURUS dan ASANA di sebuah teras Ruko xxxxx, sesi Jogging adalah akhir dari jadwal mingguan.
Kali ini rutenya ke selatan, menuju kampus ISI (Institut Seni Indonesia)
Dengan tanpa alas kaki Aku menjalani rute tempuh sekitar empat kilo meter, waktu tempuh duapuluh lima menit.
Apa yang diperoleh dari Jogging?
Ini jawaban jujur dariku......"Aku mendapatkan sensasi menyenangkan serupa mabuk, sangat menggairahkan hidup dan menumbuhkan kepercayaan tinggi"
Inilah yang membuatkan terus melangkah, berlari hingga kepala teralir darah segar menyenangkan, membuat ketagihan serupa MORPHIN.
Jadi SMS yang kukirimkan pada sebuah nomor yang bermasalah tersebut bukan kebohongan belaka, walaupun langsung mendapat teguran keras.
Sensasi itu kurasakan cukup lama membuat ringan segala beban mentalku....yah ini alasan buatku untuk terus melatihnya.
Mungkin itulah kenapa saat menghadapi masalah dengan keluarga yang konflik rasanya Aku tetap optimis. Bahkan tetap berani lewat samping rumah dan bersua dengan kepala rumah tangga keluarga tersebut.
Tidak terjadi apa-apa, semua menghindari kekerasan fisik.
Paling-paling kenakalanku yang timbul, SMS saja.....
"Bila ada jalan bolehlah Aku melintas"
Sunday, November 23, 2014
Sunday, November 16, 2014
Burung-burung beterbangan di Monumen TNI AU Wojo
Ini kesekian kalinya Penulis menjadi saksi banyaknya burung-burung mencari makanan di lahan tebu dekat areal Monumen TNI AU Wojo. Burung-burung itu adalah kuntul, blekok dan sejenisnya. Mereka memang mendapatkan lahan kebun tebu sekira dua hektar tersebut berlimpah makanan.
Penulis bila terlalu lelah badan tapi harus tetap menjalani journal latihan akhirnya jalan-jalan menuju Monumen TNI AU ini.
Berarti ini kunjungan kedua yang mendapati fenomena adanya gerombolan burung mencari makanan.
Tanaman tebu cukup berumur muda, mungkin baru panen tahun 2015 nanti rupanya banyak menyembunyikan makanan yang digemari kawanan burung tersebut.
Saking penasarannya Penulis mencoba mendekati lahan kebun tebu untuk mendapatkan keadaan burung-burung tersebut dalam rumpun tebu.
Belum mencapai rumpun tebu burung-burung berwarna putih itu sudah mencium gelagat buruk kedatangan Penulis.
Brrrrrr.....Brrrrr!!!!!
Ratusan burung itu mengepakkan sayapnya meninggalkan Penulis yang baru mencoba masuk dalam lahan rumpun tebu.
Gagal dah maksud Penulis untuk mengintip perilaku burung......
BIarlah tinggal Penulis saja menruskan jalan-jalan menyusuri kali Code, berbagai rumpun bambu tumbuh menjadi pelindung gempuran arus sungai yang deras. Hujan deras beberapa hari belum memperlihatkan material lahar di sungai ini seperti tahun 2010 yang lalu. Tapi tetap banyak pengumpul pasir mencoba peruntungannya, mereka membuat pondok sederhana untuk mengumpulkan pasir yang seoalh-olah tak pernah ada habis-habisnya dari hulu sana.
Satu proyek besar entah hendak dibangun apalagi memanfaatkan jalan strategis Ringroad Selatan di Tamanan. Tapi sebelumnya Penulis cukup senanga karena banyaknya kelompok peternak kambing yang tetap mencoba memanfaatkan sempadan sungai dengan kandang-kandang berjajar rapi.
Begitulah ternyata sepanjang sempadan kali Code banyak ditemui kelompok-kelompok tani yang mencoba berbagai bentuk budidaya hortikultura dan ternak.
Terasa benar sebenarnya bila ditelusuri sepanjang sungai Code ini bak dunia tersendiri, terpinggirkan tapi masih asri.
Ancamannnya adalah proyek besar dan perumahan yang tumbuh menjamur, menyingkirkan sawah, ladang, kolam dan lahan mencari pakan ternak.
Semoga sempadan sungai ini tetap menjadi bagian kecil adanya dunia eksotis yang bissa dinikmati gratis dalam acara jalan-jalan Penulis.
Penulis bila terlalu lelah badan tapi harus tetap menjalani journal latihan akhirnya jalan-jalan menuju Monumen TNI AU ini.
Berarti ini kunjungan kedua yang mendapati fenomena adanya gerombolan burung mencari makanan.
Tanaman tebu cukup berumur muda, mungkin baru panen tahun 2015 nanti rupanya banyak menyembunyikan makanan yang digemari kawanan burung tersebut.
Saking penasarannya Penulis mencoba mendekati lahan kebun tebu untuk mendapatkan keadaan burung-burung tersebut dalam rumpun tebu.
Belum mencapai rumpun tebu burung-burung berwarna putih itu sudah mencium gelagat buruk kedatangan Penulis.
Brrrrrr.....Brrrrr!!!!!
Ratusan burung itu mengepakkan sayapnya meninggalkan Penulis yang baru mencoba masuk dalam lahan rumpun tebu.
Gagal dah maksud Penulis untuk mengintip perilaku burung......
BIarlah tinggal Penulis saja menruskan jalan-jalan menyusuri kali Code, berbagai rumpun bambu tumbuh menjadi pelindung gempuran arus sungai yang deras. Hujan deras beberapa hari belum memperlihatkan material lahar di sungai ini seperti tahun 2010 yang lalu. Tapi tetap banyak pengumpul pasir mencoba peruntungannya, mereka membuat pondok sederhana untuk mengumpulkan pasir yang seoalh-olah tak pernah ada habis-habisnya dari hulu sana.
Satu proyek besar entah hendak dibangun apalagi memanfaatkan jalan strategis Ringroad Selatan di Tamanan. Tapi sebelumnya Penulis cukup senanga karena banyaknya kelompok peternak kambing yang tetap mencoba memanfaatkan sempadan sungai dengan kandang-kandang berjajar rapi.
Begitulah ternyata sepanjang sempadan kali Code banyak ditemui kelompok-kelompok tani yang mencoba berbagai bentuk budidaya hortikultura dan ternak.
Terasa benar sebenarnya bila ditelusuri sepanjang sungai Code ini bak dunia tersendiri, terpinggirkan tapi masih asri.
Ancamannnya adalah proyek besar dan perumahan yang tumbuh menjamur, menyingkirkan sawah, ladang, kolam dan lahan mencari pakan ternak.
Semoga sempadan sungai ini tetap menjadi bagian kecil adanya dunia eksotis yang bissa dinikmati gratis dalam acara jalan-jalan Penulis.
Subscribe to:
Posts (Atom)