KATA PENGANTAR
Ide selalu datang dari apa-apa yang kita lakukan. Berlatih bela diri Pencak Silat bukan hal yang luar biasa. Penulis tidak berbakat bidang ini tapi mencintai dan menerapkannya dalam hidup sebagai praktisi.
Siapapun boleh mengikuti jejak penulis. Tentu bila diketahui orang lain bisa timbul rasa malu. Buktinya penulis mengalaminya sebagai hal pribadi dengan berlatih diam-diam. Hanya akan menjadi pemandangan aneh ketika berlatih di tempat-tempat umum.
Sebagai bukti kuat jejak hidup penulis ini maka dicoba tuangkan dalam bentuk tulisan, sebuah karya sederhana mungkin hanya semacam memoar belaka. Pengalaman berlatih itulah yang dijabarkan dalam tulisan buku yang tidak tebal kebanyakan halaman.
Satu edisi cukup untuk pengetahuan.....ooooh begitu toh diriku!
Jangan bandingkan dengan tulisan orang lain yang memiliki berbagai kualitas tinggi menyajikannya, apalagi yang berlatar akademis. Tulisan ini cukup menjadi penghibur, soalnya menjadi pengisi waktu dikala kosong misalnya menunggu pengunjung usaha jasa stempel penulis.
Silakan dibaca, boleh dikritik apa saja......BEBAS.
Wasalam
Yogyakarta, Oktober 2020
BAB 1
Tidak ada yang istimewa dari Pencak Silat. Untuk orang-orang yang tinggal di wilayah Nusantara, itu kata-kata biasa. Menyebutkannya mudah, menampilkannya tidak sulit, bahkan sekedar bergaya tangan kaki menyerang sudah cukup disebut Pencak Silat.
Namun percayalah untuk berlatih mencapai kemahiran semuanya harus mulai dari awal, pemula.
Tidak ada yang langsung jadi pakar, itu dusta. Oleh karena itulah tulisan ini dimulai dari seseorang berlatih Pencak Silat dan kemudian berlanjut berdasarkan pengalaman yang didapat. Karenanya untuk setiap orang hasilnya akan berbeda pencapaiannya.
Tentu saja kita mulai dari perkenalan, itu adalah Dasar Jurus.
Ini adalah pertama kali diperoleh oleh seorang siswa pemula. Wajib dilatih karena pengetahuan pertama sebagai penghayat Pencak silat walau akhirnya dibuang sebagai sepah.
Mungkin setiap siswa baru di perguruan harus mengenal metoda latihan program ini sebagai perkenalan terhadap bidang bela diri yang akan dipelajarinya sampai tingkat pendalamannya. Sangat penting walau nantinya pengaruhnya tidak ada sama sekali. Soalnya dari dasar jurus kemudian akan diketahui profil sebuah perguruan di mana siswa bernaung, mungkin untuk seumur hidupnya.
Terkadang untuk kepentingan pengenalan jurus, dasar-dasar latihannya lebih keras dilatih agar pondasinya kuat. Tak jarang siswa dilatih persiapan fisik dan kuda-kuda, dasar-dasar pukulan, teknik tangkisan dan tendangan lebih dulu sesuai kaidah Pencak Silat di bagian sesi ini.
Memang bila melihat anak-anak misalnya bisa kita lihat meniru berbagai adegan tarung yang bila disebut itu bagian dari bela diri ini yaitu Pencak, walau indah tapi tekniknya banyak salah. Misalnya memukul, menangkis, menendang dll, semuanya bisa bergaya walau sebenarnya memerlukan pengetahuan akan teknik yang benar.
Bila dirunut ada pendapat, Pencak adalah dasar karakter suku-suku di Nusantara. Lingkungan ajarannya turun temurun ribuan tahun hingga mencapai seni dan olah raga bahkan hingga rasa atau kebatinan.
Untuk melakukan pencak walau cuma bergaya akhirnya disusun berdasarkan dasar jurus, dari dasar jurus kemudian dapat diketahui semacam variasi gerak aliran Pencak Silat sebuah perguruan di mana siswa bernaung.
Dasar jurus melatih teknik inti pencak, bagaimana genggaman tangan pukulan yang benar, kuda-kuda yang dilatih sesuai ajaran perguruan, teknik-teknik tangkisan di mana bagian lengan yang harus dibenturkan, melangkah dan menendang tepat di sasaran tubuh sesuai kaidah pencak.
Inilah dasar jurus yang dilatih sesuai perguruan yang pernah penulis bernaung. Dasar jurus mencapai sepuluh gerakan. Ini pengenalan pertama metoda menuju jurus yang juga mencapai 10 jurus utama.
Kita mulai,
Dalam praktek di lapangan segala bentuk kuda-kuda, melangkah diajarkan sambil berjalan agar tidak kaku. Kemudian melakukan kuda-kuda dan langkah sangat penting karena sebenarnya di sinilah Pencak Silat mencapai intelektualitas pembeda dengan bela diri lain.
Tapak atau langkah adalah satu lokal genius yang diciptakan penghayat Pencak Silat awal. Dari tapak kemudian tercipta jurus yang terangkai sebagai bela diri maupun seni tari.
Rangkaian tapak atau langkah tanpa teknik tangan maupun kaki menjadi bentuk ciri khas Pencak. Semuanya telah diterima sebagai pembeda dengan bela diri lain.
Inilah Dasar Jurus,
1. Gerakan kesatu
Posisi awal,
Kuda-kuda dengan kaki kanan di depan. Lakukan dengan dengkul (lutut) sejajar dengan telapak kaki di tanah. Kedua tangan terkepal di sisi kanan kiri tubuh dalam keadaan diangkat ke atas hingga sampai tulang rusuk. Pertahankan posisi ini sebagai latihan wajib. Kaki kiri harus lurus di belakang.
- Pukul dengan tangan kanan semampu jangkauan tangan. Setelah memukul tangan ke posisi semula.
- Gerakan kaki kiri ke depan melangkahi kaki kanan. Jadikan posisi kuda-kuda kaki kiri di depan.
- Pukul dengan tangan kiri semampu jangkauan tangan. Tarik kembali ke posisi semua.
- Lakukan berulang kali hingga mahir.
2. Gerakan Kedua
Posisi awal : sama dengan gerakan kesatu
- Pukul dengan tangan kanan, kembalikan tangan ke posisi semula.
- Ayunkan tangan kanan menangkis dengan menghentakannya ke samping kanan. Tinggi tangkisan kira-kira samakan dengan duan telinga kanan. Kembalikan tangan ke posisi semula.
- Melangkahlah dengan kaki kiri dan lakukan gerakan di atas tersebut dengan tangan kiri.
- Lakukan hingga mahir.
3. Gerakan ketiga
Posisi awal sama dengan gerakan kesatu
- Pukul dengan tangan kanan kemudian menangkis kanan, dalam posisi menangkis kanan hentakan tangan ke dalam menangkis ke dalam. Tinggi tangkisan sama dengan telinga. Setelah itu kembali ke posisi semula.
- Lakukan gerakan dengan bagian kiri setelah melangkah kaki kiri ke depan.
- Lakukan hingga mahir.
4. Gerakan keempat
Posisi awal sama dengan gerakan kesatu
- Pukul dengan tangan kanan, kemudian menangkis kanan, menangkis ke dalam, dalam posisi tangan di dalam ayunkan tangan ke bawah menangkis bawah ke samping kanan. Kembalikan tangan ke posisi semula.
- Lakukan gerakan dengan bagian kiri, setelah melangkah kaki kiri ke depan.
- Lakukan hingga mahir.
5. Gerakan kelima
Posisi awal sama dengan gerakan kesatu
- Pukul dengan tangan kanan, tarik tangan ke kening kepala. Tangkis ke bawah dengan memutar 180* (setengah lingkaran) ke sisi kiri. Dalam posisi ini tangkis lagi dengan memutar tangan 360* (lingkaran penuh) ke sisi kanan tubuh. Kembalikan tangan ke posisi semula. Tambahi dengan pukulan kanan kiri.
- Sepakkan kaki kiri ke depan, imbangi dengan tangan kiri menutup kemaluan dan tangan kanan menyilang di dada.
- Lakukan gerakan dengan bagian kiri.
- Lakukan hingga mahir.
6. Gerakan keenam
Posisi awal sama dengan gerakan kesatu
- Gerakan kedua tangan. Tangan kanan dari samping kanan, tangan kiri dari samping kiri.
- Lakukan gerakan seperti menebas (menebang dengan kapak).
- Sepak kaki kiri dan lakukan dengan tangan bagian kiri.
- Lakukan hingga mahir.
7. Gerakan ketujuh
Posisi awal sama dengan gerakan kesatu
- Pukul dengan tangan kanan, bawa tangan ke belakang, ayunkan ke bawah menggilas tangan lawan, tarik ke atas menangkis. Pukullah dengan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kiri dan lakukan dengan tubuh bagian kiri.
- Lakukan hingga mahir.
8. Gerakan kedelapan
Posisi awal sama dengan gerakan kesatu
- Loncat ke depan pukul dengan kedua tangan (double) dalam posisi kuda-kuda bangku rendah. Dalam keadaan posisi kuda-kuda bangku dan kedua tangan terjulur memukul, gerakan kedua tangan memutari leher seolah melepaskan diri dari cekikan lawan. Posisi tangan kembali ke semula.
- Teruskan gerakan dengan meloncat dan kuda-kuda bangku.
- Gerakan tak ada kanan kiri.
- Lakukan hingga mahir.
9. Gerakan kesembilan
Posisi awal sama dengan gerakan kesatu
- Angkat kaki kiri dari belakang. Loncat dan julurkan kaki kiri ke depan mendorong posisi kuda-kuda lawan. Posisi badan jatuh ke tanah dan diimbangi dengan gerakan tangan kiri dan kanan hingga posisi tetap kuat.
- Angkat tubuh ke atas dan berdiri kembali dengan posisi kuda-kuda kiri depan.
- Lakukan dengan kaki kanan diangkat, selanjutnya gerakan sama dengan di atas.
- Lakukan hingga mahir.
10. Gerakan kesepuluh
Posisi awal sama dengan gerakan kesatu
- Dorong kedua tangan ke depan menolak pasangan tangan lawan. Ayunkan ke bawah menangkap/menerima kaki lawan di siku tangan. Imbangi dengan gerakan tangan kiri. Gerakan kaki kiri ke depan untuk keseimbangan, dalam posisi berdiri memegang kaki lawan, lemparkan kedua tangan melepaskan kaki lawan. Kembali ke posisi semula.
- Sepak kaki kiri dan lakukan dengan tubuh bagian kiri.
- Lakukan hingga mahir.
Gerakan kedelapan dan kesepuluh bisa ditambahi dengan gerakan membanting lawan ke kanan atau ke kiri. Sedangkan gerakan kesembilan bisa pula ditambahi dengan tendangan putar kanan dan kiri.
Mempraktekan Dasar jurus mudah saja, semuanya sangat sederhana. Rasanya bila dihafal sambil mempraktekannya semua orang bisa melakukannya. Tapi jangan salah, tanpa pembimbing pelatih di lapangan tidak mungkin seorang siswa mahir melakukannya. Biarpun sederhana teknik-teknik ini harus dilakukan dengan benar dalam arti peragaan sudah sesuai dengan teknik-teknik bela diri yang aman.
Misalnya cara menggenggam jari membuat kepalan tangan agar bisa melakukan teknik memukul. Cara menendang dengan kaki di mana kaki harus diangkat dulu baru kemudian tungkai kaki yang diarahkan menyepak mencapai sasaran tubuh lawan. Cara menangkis di mana benturan nantinya terletak di otot-otot tangan yang lunak sehingga tidak menyakitkan lengan sendiri, dll.
Tanpa bimbingan pelatih semua itu tak mungkin mencapai kemahiran. Di sini pelatih pertama selalu berkesan mendalam karena menjadi penunjuk awal bahkan kemungkinan menjadi guru kehidupan bidang lain.
Dalam melatih dasar jurus dilakukan bertahap, mulai gerakan satu hingga kesepuluh. Mungkin siswa hanya tiga hari saja segera hafal. Yang penting adalah jangan meremehkan latihan dasar jurus ini karena tetap merupakan metode genius para pendahulu Pencak Silat.
Mungkin saat berlatih diselingi dengan berbagai pengetahuan bela diri ini di Nusantara. Semakin banyak pengetahuan tentang sesuatu yang menjadi kewajiban melatih dasar jurus tentu akan semakin bermakna apa-apa yang dipraktekan.
Pengetahuan tentang Nusantara bisa ditelusuri sampai jaman Kediri di Jawa Timur, sebaliknya nama-nama kuno pulau Indonesia sudah terdengar gaungnya abad pertama tahun Masehi. Misalnya Jawadwipa, Suwarnhabumi, Borneo, Celebes dll.
Ingat Nusantara tidak akan habis dikisahkan lisan ataupun tulisan dari satu generasi ke generasi lain. Jadi merupakan kebanggaan untuk melestarikan salah satu budayanya, ialah bela diri Pencak Silat.
Disarankan tambahan-tambahan materi pengetahuan tentang Nusantara merupakan pijakan utama sebelum masuk tahap jurus wajib.
Kembali ke dasar jurus, apa yang pernah dilatih penulis dari awal berlatih sekitar tiga bulan pengulangan-pengulangan. Hal tersebut terjadi karena jadwal latihan hanya seminggu sekali.
Banyak kebaikan berlama-lama berlatih dasar jurus, terutama untuk latihan kuda-kuda yang bisa dianggap mantap. Dasar-dasar jurus saat dilatih lebih banyak untuk kemampuan fisik agar bisa menjadi mudah memperagakan jurus inti dengan benar.
Di setiap perguruan belum tentu siswa pemula bisa terus melatihnya baik dasar jurus maupun jurus wajib. Ini karena belum-belum sudah bosan ataupun tidak berniat melanjutkannya.
Harus dilihat motivasi siswa pemula berlatih. Penulis tahunya justru karena banyak anak-anak berlatih karena imaginasi dari tontonan di televisi dalam berbagai acara, atau cari jalan instan bisa tenaga dalam demo memecahkan benda-benda keras.
Mulai saat ini coba untuk tidak membuat statemen tentang Pencak Silat dilihat dari sudut acara sinetron maupun dahsyatnya demo tenaga dalam.
Cerita-cerita yang menginspirasi seperti pahlawan perang, pahlawan kemerdekaan, tokoh-tokoh penting agama, tokoh politik, atlet olah raga seyogyanya lebih banyak porsinya agar langsung bisa dicontoh suri tauladannya.
Demikian bab pertama selesai.
BAB 2
Salah satu keajaiban Nusantara adalah memiliki budaya Pencak Silat. Hampir ditemukan di seluruh suku-suku yang berdiam di wilayah ini dan begitu lokal unsurnya. Bagi penulis kata Nusantara merupakan sebuah istilah bernuansa politik di masa lalu, didengungkan Kerajaan Kediri kemudian dikembangkan Singasari dan kemudian dibesarkan kerajaan Majapahit sebagai klaim tertingginya atas penguasaan wilayah seluruh Asia Tenggara saat itu.
Pencak silat ada lebih dulu dari legitimasi Nusantara sebagai wilayah kekuasaan politik. Hidup di segala koloni kampung baik yang strategis maupun pedalaman. Keasliannya masih bisa dilacak jejaknya hingga sekarang. Walau di beberapa tempat sudah bercampur unsur bela diri asing namun masih ada suku-suku di Indonesia yang begitu terisolir berabad-abad lalu masih melestarikannya.
Juga tokoh-tokoh penghayatnya begitu menyebar walau tidak terdokumentasi dalam sejarah tertulis. Begitu gemarnya warga masyarakat sampai-sampai menjadikannya sebagai tradisi turun temurun dalam acara-acara adat. Karenanya kemudian banyak kampung dinyatakan sebagai asal-usul sebuah aliran Pencak Silat.
Bela diri di manapun mengenal sikap dasar ajaran yang disebut jurus, boleh dikata walau berbeda kata tetapi semua sepakat bahwa satu unsur bela diri adalah jurus. Karena begitu beragam maka kemudian menjadi berbagai aliran bela diri dengan nama yang mudah berdasarkan tempat asalnya misalnya ada Cimande, Cikalong, Syah bandar, nama-nama berdasarkan nagari Minangkabau, silat Betawi dll.
Kita masuk edisi jurus yang dilatih. Ini sesuai dengan perguruan Pencak silat yang pernah penulis bergabung. Jurus bisa disamakan dengan musik, sastra, atau lukisan. Paling mendekati adalah seni tari. Itu karena modalnya sama yaitu seluruh komponen tubuh.
Kita untung jurus Pencak Silat tidak diklaim oleh peradaban-peradaban tinggi yang pernah ada di dunia seperti Barat, Islam, Romawi, Persia, Tiongkok dan India. Kebudayaan mereka yang tinggi lebih dominan karena perang demi perang. Sejarah hanya memihak siapa bangsa yang menang perang dan kemudian menguasai dunia.
Jauh sekali dengan budaya Nusantara berupa bela diri Pencak Silat ini, begitu menyebar hingga kemungkinan berkembangnya hampir tanpa ada pertikaian besar antar suku di wilayah Nusantara. Semua suku di Nusantara mendapatkannya kemudian mengajarkannya turun temurun sebagai hak sebuah koloni kecil mungkin hanya semacam pertahanan ala militer. Kemudian berkembang sesuai lingkungan koloni kecil menjadikannya sebagai seni dan adat tradisi.
Pencak Silat adalah genius lokal milik suku-suku di Nusantara, asli walau dalam perkembangannya bisa saja dipengaruhi unsur-unsur luar. Jurus menjadi unsur yang paling bisa mendeteksi kebenarannya karena inti semua bela diri adalah di bagian ini.
Kita mulai memasuki latihan jurus.
Penulis dalam sebuah perguruan Pencak Silat hanya wajib melatih sepuluh jurus. Dalam hal ini karena pengetahuan yang sedikit penulis nyatakan tak tahu kenapa hanya sepuluh jurus tersebut yang wajib dilatih. Konon ini semacam hak paten sebuah aliran Pencak silat, kemungkinan adalah Cikalong.
Setiap jurus menyesuaikan tradisi perguruan, dalam hal ini yang dipelajari penulis adalah berupa penghormatan, pembukaan jurus, jurus inti, dan penutup berupa penghormatan lagi.
Di beberapa perguruan lain yang pernah penulis saksikan ada perubahan, menyilangkan kedua tangan di dada atau semacam bentuk sembah. Ini yang dibakukan oleh IPSI. Itu untuk persatuan dalam bentuk penghormatan, sebuah penyeragaman program.
Penghormatan jurus memiliki makna, setiap perguruan mengembangkannya berbeda-beda sesuai anggaran dasar organisasi perguruan pencak silat. Memang banyak perguruan pencak silat sesuai daerah berkembang, aliran pencak silat. Biarpun sudah mendunia pencak silat tetap memiliki asal-usul tradisi kedaerahan dan aliran.
Sedemikian banyak ragam pencak silat semuanya berasal dari Nusantara, dan tidak pernah diklaim peradaban-peradaban yang lebih maju di panggung dunia.
Hormat Silat
Etika pertama yang dilatih seorang pesilat berupa hormat silat. Dari sikap hormat silat kita akan mengetahui betapa berharganya diri kita di depan kalangan penghayat silat. Seorang yang menghormati orang lain pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dari apa yang dilakukannya.
Sebelum jurus dilakukan kita melakukan hormat silat, begitu juga mengakhiri jurus. Kita mengharapkan manfaat dari apa-apa yang kita kerjakan.
Hormat silat juga dilakukan saat bertanding. Bertarung dengan lawan yang sederajat menjadi kehormatan kita. Kita menang tetap menghormati lawan yang kalah. Jika kita kalah tetap juga menghormati yang menang. Bahkan seorang yang mengalami cedera sekalipun hingga tak mampu melanjutkan pertandingan tetap saling berhadapan dengan saling memberikan penghormatan sebelum mengundurkan diri.
Jadi dengan hormat silat kita tetap mampu untuk tegar berhadapan dengan lawan tanpa kehilangan muka (malu).
Inilah hormat silat tersebut,
- Berdiri biasa dengan kedua kaki sedikit merenggang. Kedua tangan di sisi kanan kiri lurus sejajar badan.
- Gerakan kedua tangan memutar ke atas. Tangan kanan ke atas menyilang dada dengan dua jari di depan hidung dan kening. Tangan kiri ke bawah siku tangan kanan di depan pusar. Boleh baca kalimat syahadat dua ataupun doa ikrar lain.
- Kembali ke posisi semula.
Dari hormat silat terkandung makna filsafat.
Tangan kanan di depan hidung dan kening mengisyaratkan perlindungan dan sekaligus ikrar hidup, apalagi bila dibcakan dua kalimat syahadat (syariat Islam).
Jika mendadak ada serangan, tangan kanan langsung bisa menyerang balik.
Tangan kiri di depan pusar melindungi perut. Apa-apa yang ada di perut adalah perhatian kita menjaganya supaya tetap sehat. Perut sumber kesehatan harus dijaga. Ingat tentang pepatah ajaran makanlah sebelum lapar dan hentikanlah sebelum kenyang.
Tangan kiri di bawah siku berguna menangkis serangan lawan jika mendapat serangan mendadak.
Pembukaan Jurus
Setelah penghormatan jurus dengan segala maknanya berdasarkan ajaran perguruan maka setiap jurus dimulai dengan teknik rangkaian pembukaan jurus.
Inilah rangkaian tekniknya.
Posisi awal sama dengan gerakan jurus dasar kesatu.
- Dalam posisi kuda-kuda kanan di depan, dua tangan dikepal julurkan ke depan dengan kepalan kanan lebih ke depan dari tangan kiri (pasangan jurus).
- Gerakan lengan kiri mengkis dengan menyilang lengan kanan. Geser kaki kanan di depan ke samping kanan tubuh. Gunakan tangan kanan yang sudah di samping kanan tubuh untuk menangkis ke kiri sambil badan digerakan mengimbangi tangkisan lengan kanan. Setelah menangkis kaki kanan yang telah digeser ke samping sepakan ke depan.
- Berdiri dengan kuda-kuda kanan depan seperti gerakan jurus dasar kesatu dan siap masuk ke jurus utama.
Terlihat dari gerakan pembukaan, berupa pasangan jurus bergerak menangkis, kemudian menangkis lagi barulah sekali menendang. Dari gerakan tersebut kita diajarkan untuk tidak menyerang musuh lebih dulu. Ajaran utama bela diri pencak silat adalah jangan mencari perkara lebih dahulu dengan orang lain.
Pasangan jurus dilakukan menjadi sikap pertama melakukan teknik jurus. Pasangan jurus ini setiap perguruan berbeda-beda, makanya akan langsung terasa sebagai ciri khas sebuah perguruan pencak silat.
Pasangan jurus dilakukan untuk melangkah paling praktisnya teknik-teknik milik sebuah perguruan pencak silat. Pasangan jurus dan kemudian melakukan teknik pembukaan sudah menunjukan hakekat bela diri ini.
Tidak menyerang lebih dulu kemudian menangkis sampai dua kali barulah satu serangan dilancarkan. Ini prinsip bela diri pencak silat di manapun seluruh wilayah Indonesia. Dan mungkin diajarkan berdasarkan hanya pembelaan diri (defensif).
Setelah rangkaian pembukaan jurus diperagakan baru masuk jurus inti. Rangkaian utama sebagai pembeda dengan bela diri lain adalah pada tapak atau langkah. Memperagakan tapak atau langkah mencapai rangkaian walau tanpa teknik serangan seperti pukulan, tangkisan dan tendangan sudah masuk satu jurus.
Peragaan ini sering dilakukan sebelum pertarungan dimulai oleh atlet pencak silat dalam even pertandingan. Mencapai tari dengan keindahan gerakan pasti dilakukan luwes tanpa banyak tenaga terkuras.
Akhirnya setiap siswa pasti dilatih mempelajari jurus wajib. Menu ini menjadi paling panjangnya bagi siswa mendalami ilmu pencak silat. Sedangkan dasar jurus hanya menjadi kenangan karena lebih menarik mengembangkan jurus ketimbang melatih dasar jurus yang tak lebih hanya perkenalan belaka.
Kita langsung masuk jurus yang dilatih penulis, ini karena yang ditulis hanya menuruti kemampuan dan penguasaan yang terbatas. Penulis hanya mengikuti satu perguruan sampai saat ini jadi untuk membandingkan jurus dari satu perguruan dengan perguruan lain kesulitan.
1. Jurus Teguh
2. Jurus Tendet
3. Jurus Loro Jeblak
4. Jurus Loro Tendet
5. Jurus Pat Potong
6. Jurus Potong
7. Jurus Giles
8. Jurus Liwat
9. Jurus Colok
10. Jurus Jujur
Hanya sepuluh jurus ini yang selalu dilatih penulis, bentuk lain seperti kembangan dan tarung tidak pernah dihafalkan bahkan mungkin sudah lupa sama sekali. Kita mulai dari jurus pertama:
1. Jurus Teguh
- Lakukan pembukaan jurus
- Pukul dengan lengan kanan, tarik kembali ke posisi semula.
- Tangkislah dengan tangan kanan, sambil menangkis pukulkan tangan kiri ke depan (hampir serempak).
- Sepak kaki kiri ke depan. Lakukan gerakan di atas dengan bagian tubuh kiri. Pertahankan posisi tangan memukul dan menangkis.
- Pusatkan perhatian di tangan kanan, pelintir pergelangan lengan kanan seolah-olah mencoba melepaskan pegangan lawan.
- Beset dengan tangan kiri lakukan hingga kuda-kuda berubah menjadi kuda-kuda bangku.
- Sikut dengan lengan kanan, caranya majukan kaki kanan ke depan sembari menyerang dengan sikut kanan. Dalam keadaan menyikut pukulkan tangan kanan ke atas.
- Balikan tubuh ke belakang hingga kuda-kuda berubah dari kanan jadi kuda-kuda kiri depan dan tangkis lengan kiri menyilang lengan kanan. Lepaskan pukulan kanan kiri.
- Sepakan kaki kanan ke samping kanan dan kembali ke posisi siap melakukan jurus.
- Lakukan jurus empat kali dengan posisi empat arah.
Jurus pertama ini menjadi jurus yang paling sederhana tekniknya. Karena terasa begitu mudahnya tanpa disadari sangat sering diulangi tanpa sadar oleh siswa. Juga paling sering nantinya dilatih karena kita pasti memprioritaskan karena berada di urutan satu. Jadi setiap kali berlatih jurus pasti tak lupa jurus ini dilatih, justru kemudian ketika berlatih jurus lain yang berada di urutan atasnya sudah tidak mampu karena tubuh sudah lelah.
Ini realitas di lapangan latihan, di manapun perguruan berada.
2. Jurus Tendet
- Lakukan pembukaan jurus
- Pukul dengan tangan ganda (tangan kanan dan kiri memukul bersama dalam keadaan rapat).
- Tarik ke bawah dan tangkis ganda ke bawah, setelah menangkis bawa kedua tangan ke atas dan tangkis ganda ke atas.
- Lepaskan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kiri ke depan. Lakukan hal yang sama dengan di atas dengan tubuh bagian kiri.
- Sepak kaki kanan ke depan. Lakukan hal yang sama dengan di atas dengan tubuh bagian kanan.
- Tahan tangan kanan saat pukul kanan kiri. Pelintir pergelangan tangan. Lakukan sikut tanpa merubah kuda-kuda kanan di depan. Selesaikan dengan pukulan ke atas.
- Gerakan tangan kiri ke atas seolah-olah menangkis dan barengi dengan tangan kanan menangkis ke bawah.
- Lemparkan tubuh ke belakang dan langsung berdiri dengan kaki kiri diangkat (pasangan kaki tunggal).
- Lengan kiri tangkis ke bawah dan melangkah ke depan dengan kaki kanan serta langsung pasang pembukaan jurus.
- Ganti langkah kanan dengan kaki kiri. Majukan kaki kiri sejajar dengan kaki kanan. Lengan kiri menyilang dan menangkis, kaki kanan mundur ke belakang. Lakukan pukulan kanan kiri.
- Lakukan pasangan kuda-kuda rendah pancingan. Pertama ke belakang dilanjutkan ke depan.
- Saat kuda-kuda rendah pancingan menghadap ke depan. Putar tubuh ke belakang. Tarik kaki kiri ke belakang dan lepaskan tendangan dengan kaki kanan. Lepaskan pukulan kanan kiri.
- Pasang pembukaan jurus lagi. Lakukan pergantian langkah sama seperti gerakan di atas sekali lagi.
- Dalam posisi kuda-kuda kiri depan, lakukan sepak putar. Sepak kaki kanan ke depan langsung tarik ke belakang memutar tubuh. Dalam keadaan masih berputar lepaskan tendangan kaki kiri ke depan. Lepaskan pukulan kanan kiri.
- Sepakan kaki kanan ke depan. Pasang pembukaan jurus.
- Lakukan teknik kelit. Angkat lengan kiri menangkis ke atas. Gerakan tangan kanan ke bawah. Putar lengan kanan 180 derajat sampai lengan kanan berada di atas. Luncurkan tangan kanan ke bawah menangkis (seolah-olah melepaskan diri dari tangkapan lawan terhadap kaki). Loncat dan lakukan pergantian langkah kaki kanan ke belakang dan kaki kiri ke depan. Saat jatuh ke lantai buat pasangan kuda-kuda rendah pancingan.
- Dalam keadaan kuda-kuda rendah sepak dengan kaki kanan ke depan dan lepaskan pukulan tangan kanan saat masih menendang.
- Kembali ke pasangan pembukaan jurus. Jika ingin meneruskan dalam posisi empat arah, lakukan teknik membalikan badan sama dengan gerakan jurus ke satu.
Jurus 1 dan jurus 2 biasanya bagi pemula menjadi yang paling sering dilatih. Saking seringnya juga menjadi jurus yang paling mahir dilakukan. Sampai-sampai kemudian bila berlanjut ke jurus selanjutnya, jurus 3 dan seterusnya biasanya kemudian menganggap jurus-jurus tersebut lebih sulit. Padahal jurus ke 3 dan seterusnya ternyata jauh lebih sederhana teknik dan gerakannya.
Bila jurus satu ringkas dan sederhana maka jurus kedua adalah jurus terpanjang diantara sepuluh jurus yang akan dipelajari (dilatih). Karena mahir (sering dilatih) jurus1 dan jurus 2 juga menjadi jurus yang paling berkesan.
Itu pengalaman penulis.
Kita masuk jurus selanjutnya, ini yang ditemui penulis adalah merasakan rumitnya jurus selanjutnya setelah dua jurus dilatih dulu sampai mahir. Itu karena jurus satu dan dua sudah dikuasai dan mendapatkan tambahan materi malah jadi sulit karena membiasakan latihan dua jurus terdahulu.
3. Jurus Loro Jeblak
- Lakukan pembukaan jurus
- Kuda-kuda kanan depan. Lakukan gerakan jurus dasar keempat sampai selesai. Susul dengan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kiri ke depan. Lakukan gerakan jurus dasar keempat dengan tubuh bagian kiri. Susul dengan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kanan ke samping kanan dan segera pasang pembukaan jurus.
- Gerakan tangan kiri menyabet pasangan jurus lawan. Susul dengan sabetan tangan kanan.
- Pasang kuda-kuda rendah pancingan. Pertama kanan depan setelah itu kiri depan. Iringi dengan gerakan tangan menyesuaikan diri.
- Pada saat kuda-kuda rendah pancingan di kiri depan. Sepakan kaki kanan ke depan dan lakukan pasangan pembukaan jurus.
- Gerakan tangan kiri menyilang dengan kanan seolah-olah menangkis ke atas. Ayunkan tangan kiri menangkis bawah sambil menggeser kaki kiri ke belakang tubuh. Saat tubuh berbalik gerakan tangan kanan menyambar kaki lawan dan tetap menahan posisi kaki lawan.
- Tolak/lemparkan kaki kanan lawan sambil menendang kaki kanan ke samping kanan.
- Saat kaki kanan masih di atas menyepak, gerakan kaki kanan tersebut menyilang kaki kiri dan lakukan duduk sempok (duduk seperti sikap miring vakrasana).
- Setelah beberapa saat duduk sempok, gerakan tangan kiri menangkis sambil mengangkat kedua kaki dan loncat sepak kaki kiri ke samping kiri. Lakukan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kanan ke samping kanan. Pasang pembukaan jurus.
- Lakukan teknik membalikan tubuh sama dengan jurus kesatu.
Setiap perguruan akan berbeda jurusnya, terkadang namanya sama tapi gerakan tekniknya berbeda sesuai ajaran guru besarnya. Mungkin pengambilan jurus berdasarkan ajaran sama tetapi kemudian dikembangkan sesuai selera guru besarnya hingga tercipta jurus baru.
Ingat nama jurus berdasarkan binatang, ada harimau, ular, kera dan lain-lain. Namanya sama tapi setiap perguruan berbeda aliran akan berbeda peragaannya, pokoknya temanya sama teknik yang semirip dan fungsi sesuai binatang yang dimaksud.
4. Jurus Loro Tendet
- Lakukan pembukaan jurus.
- Lepaskan pukulan kanan. Susul dengan tangkisan ke kanan tubuh. Gerakan tangan kiri menangkis ke dalam menyusul tangkisan kanan tadi. Letakan kedua tangan di sisi kanan tubuh.
- Silangkan lengan kiri dan gerakan menangkis ke sisi tubuh sambil melangkah kaki kiri ke depan. Saat kaki kiri sudah melangkah sempurna susul dengan lengan kanan menangkis ke dalam. Letakkan kedua tangan di sisi kiri badan.
- Sepak kaki kanan ke depan. Gerakan kedua tangan yang masih dalam posisi menangkis tadi menyabet ke depan mengiringi tendangan kanan.
- Pasang pembukaan jurus. Lakukan teknik kelit sama dengan jurus kedua. Saat meloncat, lepaskan tendangan kiri ke depan. Lepaskan pukulan kanan kiri.
- Jatuhkan tubuh dan gerakan kaki kanan ke depan menyilang kaki kiri menyapu kedudukan kaki lawan. Iringi dengan gerakan tangan hingga tubuh seimbang. Lepaskan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kanan ke depan. Pasang pembukaan jurus. Gerakan lengan kiri menyilang tangan kanan menangkis ke sisi tubuh kiri tubuh. Ayunkan lengan kiri yang masih di atas tersebut ke bawah (menyelundup mengincar kaki belakang lawan) dan balikan tubuh dengan mengangkat kaki kiri ke belakang hingga kedudukan kuda-kuda menjadi kiri di depan. Gerakan tangan kanan seolah-olah sudah menangkap kaki lawan. Langsung susulkan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kanan ke depan. Pasang pembukaan jurus.
- Gerakan selanjutnya sama dengan jurus kesatu.
Ingat tak mungkin kita berlatih hanya dengan membaca tulisan ini, semua siswa harus tetap dalam pembinaan pelatih. Contoh adalah teknik menyapu, tak mungkin sekedar membaca saja peragaannya sudah bisa dilakukan. Untuk itu tulisan ini hanya koleksi dan memori berdasarkan versi penulis, untuk segalanya harus berlatih di bawah bimbingan pelatih.
5. Jurus Pat Potong
- Lakukan pembukaan jurus.
- Lakukan gerakan jurus dasar kelima. Susul dengan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kiri ke depan lakukan kembali gerakan jurus dasar kelima dengan tubuh bagian kiri. Susul dengan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kanan ke samping kanan tubuh. Lakukan pasangan pembukaan jurus.
- Gerakan kedua tangan ke depan seolah-olah memegang pundak lawan. Majukan kaki kiri sejajar dengan kaki kanan.
- Saat kedua kaki sudah sejajar lakukan bantingan dengan menggerakan kaki kanan seolah-olah menggaet kaki lawan hingga mundur menjadi di belakang.
- Dengan posisi kuda-kuda kiri di depan, lakukan sekali lagi teknik bantingan tersebut di atas dengan tubuh bagian kiri.
- Posisi kedua tangan harap diperhatikan, ikuti bantingan kaki dengan gerakan tangan seolah-olah menolak tubuh lawan.
- Setelah melakukan bantingan dengan tubuh bagian kiri, jadilah kuda-kuda kanan depan. Segera lakukan pasangan kuda-kuda rendah pancingan menghadap depan dan disusul menghadap ke belakang.
- Lakukan tendangan berputar seperti pada jurus kedua hingga posisi kuda-kuda kiri di depan.
- Sepak kaki kanan ke samping kanan tubuh. Lakukan pasangan pembukaan jurus.
- Gerakan selanjutnya sama dengan jurus kesatu.
Jurus diperagakan seorang diri. Namun sesungguhnya jurus adalah suatu bentuk pertarungan dengan iamginasi. Peragaan jurus kita bayangkan terdiri dari teknik bertarung berhadapan. Ini bedanya pencak dengan tari, diperagakan indah namun dalam imaginasi bertarung menghadap lawan dan mungkin dalam situasi tertentu atau sifat tertentu. Misalnya nama jurus berdasarkan binatang tentu imaginasi kita adalah binatang yang dimakud dengn segala sifatnya dan kemudian kemampuannya hingga berhasil mengatasi lawan yang berbeda pula imaginasi dan sifat jurusnya.
Kita berimaginasi ada lawan di hadapan kita akan memperkuat dan menghidupkan jurus seolah-olah benar-benar nyata (menjiwai) sebagai pertarungan.
Pertarungan dengan benar-benar berhadapan lawan memiliki nomor sendiri dan bisa diperagakan dengan aturan-aturan yang sudah ditetapkan.
6. Jurus Potong
- Lakukan pembukaan jurus.
- Lepaskan pukulan kanan ke depan.
- Kaki kiri maju ke depan segera lepaskan pukulan kiri ke depan.
- Kaki kanan maju lakukan gerakan menyikut dengan tubuh dan tangan kanan. Segera pukul tangan ke atas.
- Saat tangan kanan di atas (seolah-olah tertangkap lawan) lakukan bantingan dengan kaki kanan ke belakang menggaet kaki lawan. Ikutilah gerakan bantingan dengan gerakan tangan menolak tubuh lawan.
- Sepak kaki kanan menyerang ke samping kanan, jatuhkan kaki kanan di lantai. Saat kaki kanan sudah berada di lantai angkat kaki kiri ke atas. Lakukan pasangan dengan kaki tunggal.
- Ayunkan tangan kiri ke bawah seolah-olah menangkis, letakan kaki kiri ke lantai dan susul dengan gerakan kanan maju ke depan melakukan pasangan pembukaan jurus.
- Lakukan pergantian langkah sama seperti gerakan di jurus kedua. Susul dengan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kanan ke depan. Letakan langsung kaki kanan di lantai. Dalam posisi kaki kanan sudah di lantai langsung putar tubuh terpelintir untuk memancing serangan lawan.
- Sepakan kaki kanan ke depan dengan mengubah kaki kanan bergerak ke belakang mengecoh lawan. Lakukan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kanan ke samping kanan. Lakukan pasangan pembukaan jurus.
- Gerakan selanjutnya sama dengan gerakan jurus kesatu.
Dari beberapa nama jurus yang dilatih sudah cukup terlihat apa saja saja fungsinya. Juga sifat jurus dan tujuannya, sayang penulis tidak begitu tahu dari bahasa apa saja nama jurus tersebut, juga artinya secara luas tak paham.
Yang penting inilah jurus yang dilatih dari sebuah perguruan yang penulis pernah bernaung. Silakan berlatih berdasarkan jurus dari perguruan manapun toh lingkupnya masih Pencak silat.
7. Jurus Giles
- Lakukan pembukaan jurus.
- Lakukan gerakan sama dengan jurus dasar ketujuh.
- Badan mengikuti gerakan tangan ke belakang hingga berputar menghadap ke depan lagi. Akhiri dengan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kiri ke depan. Lakukan gerakan jurus dasar ketujuh dengan tubuh bagian kiri.
- Majukan kaki kanan ke depan hingga sejajar dengan kaki kiri dan berdiri biasa.
- Lakukan bantingan dengan kaki kanan menggaet kaki lawan ke samping kanan hingga badan menghadap ke samping kiri.
- Sepak kaki kanan ke depan, jatuhkan sebentar ke lantai dan langsung angkat hingga kuda-kuda pasangan kaki tunggal.
- Gerakan kaki kanan yang diangkat dan kedua tangan melakukan bantingan terhadap lawan hingga posisi berubah dari menghadap ke depan menjadi ke belakang.
- Sepak kaki kanan ke samping tubuh kanan. Lakukan pasangan pembukaan jurus.
- Lakukan teknik kelit seperti pada jurus kedua, dan langsung lepaskan tendangan kaki kiri ke depan. Lakukan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kanan ke depan. Lakukan pasangan pembukaan jurus.
- Gerakan selanjutnya sama dengan gerakan jurus kesatu.
Jurus ketujuh dinamakan jurus Giles, itu berarti menggilas posisi tubuh lawan berupa serangan lawan yang ada celah bisa dimasuki atau dipatahkan. Dalam Pencak silat jenis-jenis teknik memang seiring langkah menuju sesuatu sebagai prinsip.
8. Jurus Liwat
- Lakukan pembukaan jurus.
- Lepaskan pukulan kanan kiri.
- Lakukan gerakan sama dengan gerakan jurus dasar kedelapan.
- Lakukan bantingan dengan kaki kanan menggaet kaki lawan badan langsung menghadap ke samping kiri.
- Pasang kuda-kuda rendah pancingan pertama ke belakang dan kedua ke depan.
- Lakukan gerakan sama dengan gerakan jurus dasar kesembilan.
- Lakukan tendangan putar kanan kiri dengan kaki kiri lebih dahulu. Lepaskan pukulan kanan kiri.
- Lakukan pasangan pembukaan jurus.
- Lakukan teknik kelit dan langsung tendang kaki kiri kedepan. Lepaskan pukulan kanan kiri.
- Sepak kaki kanan ke samping kanan tubuh. Langsung pasang pembukaan jurus.
- Gerakan selanjutnya sama dengan gerakan jurus kesatu.
Namanya jurus Liwat, itu berarti sebuah langkah untuk melewati apapun rintangan di depan kita. Makanya ketika terangkai kita melawan dengan imaginasi maju melepaskan diri dari cekikan lawan di leher, membanting kanan kemudian menggempur kuda-kuda lawan dengan mendorongnya hingga menghindar atau bila terkena gempuran pasti terjatuh.
Demikian banyak teknik rumit dalam bela diri Pencak Silat, itulah kenapa untuk memperagakannya harus dalam bentuk rangkaian, langkah dan kemudian menuju sebuah arah mata angin agar tidak tersesat.
Wah ini hanya pendapat penulis saja, silakan bila memiliki argumentasi lain yang lebih baik.
9. Jurus Colok
- Lakukan pembukaan jurus. Posisi tangan dengan dua jari mencolok.
- Lepaskan pukulan dengan jari mencolok ke mata lawan. Pakailah jari telunjuk dan jari tengah dengan tangan kanan.
- Gerakan tangan kiri menyilang lengan kanan. Memancing mengincar mata lawan menangkis ke samping kiri. Lepaskan sekali lagi dengan pukulan jari mencolok mata lawan dengan tangan kanan.
- Gerakan tangan kiri menyilang lengan kanan tetap mencolok mata lawan dan kaki kiri maju mengiringi gerakan tangan kiri.
- Gerakan kaki kanan maju ke depan dan sikutlah dengan tangan kanan. Pukullah dengan jari tetap mencolok mata lawan.
- Usahakanlah seluruh gerakan dengan posisi menyerong ke kanan.
- Ayunkan tangan kanan ke bawah dan tangan kiri ke atas.
- Loncat ke belakang dan langsung kuda-kuda bangku (rendah) sambil melepasakan pukulan dengan kedua tangan mencolok mata lawan.
- Geser kaki kanan ke depan diiringi dengan gerakan tangan mengincar mata lawan. Usahakan posisi menyerang ke kanan (serong).
- Lakukan gerakan mengincar mata lawan ini 3x sambil bergeser maju selangkah-langkah. Posisi kuda-kuda kanan tetap di depan.
- Lakukan teknik kelit. Tendang dengan kaki kiri ke depan.
- Sepak kaki kanan ke depan dan barengi dengan pukulan jari kanan mencolok mata lawan.
- Lakukan pasangan pembukaan jurus.
- Gerakan selanjutnya sama dengan gerakan jurus kesatu.
Jurus Colok merupakan jurus paling berbahaya. Sasarn utama mengarah ke mata lawan. Karena sifatnya yang sangat berbahaya jurus ini harus diperhatikan rambu-rambunya.
Dalam praktek bertanding, gerakan mencolok atau mengarah ke mata lawan dilarang. Tapi fenomena jurus Colok membuktikan bahwa jurus atau bela diri ini bisa digunakan untuk membunuh lawan, menyerang ke tempat-tempat berbahaya dll.
Jurus Colok tetap dilatih sebagai bentuk bela diri secara utuh. Kemungkinan banyak saja jurus yang dirahasiakan sebuah perguruan adalah jurus yang bertujuan untuk membunuh, atau paling tidak menyerang bagian-bagian sensitif tubuh. Karena berbahaya jadi hanya digunakan dalam keadaan darurat atau situasi genting dan terpaksa saja.
10. Jurus Jujur
- Lakukan pembukaan jurus.
- Lakukan gerakan jurus dasar kesepuluh.
- Dalam posisi berdiri gerakan kaki kanan menggaet kaki lawan dan banting menghadap ke depan. Iringi dengan gerakan tangan mengikuti bantingan.
- Gerakan kedua tangan ke atas menangkis silang.
- Sepak kaki kanan ke depan, barengi dengan sabetan tangan ke depan. Pasang pembukaan jurus.
- Lakukan teknik kelit seperti pada jurus kedua. Langsung sepak dengan kaki kiri ke depan.
- Sepak kaki kanan serong ke kanan.
- Sepak kaki kiri serong ke kiri. Majukan kaki kanan ke depan dan langsung angkat (pasangan kaki tunggal).
- Ayunkan tangan kanan ke bawah menangkis, sepak kaki kanan yang terangkat menyerong ke kanan.
- Sepak lagi dengan kaki kiri serong ke kiri.
- Terakhir sepak kaki kanan ke depan dan langsung pasang pembukaan jurus.
- Gerakan selanjutnya sama dengan gerakan jurus ke satu.
Jurus kesepuluh ini namanya saja jurus jujur. Tetapi melihat gerakannya yang banyak menyerang ke kaki lawan dan tendangan berantai serong kanan kiri membuat jurus ini tak sesuai namanya.
Tapi kejujuran sifat seorang peraga lebih utama dari gerakan jurus ini. Dengan sifat jujur orang lain lebih mempercayai diri kita. Latihan kejujuran dengan bertahap mulai dari peragaan jurus kesatu hingga jurus kesepuluh menyelesaikan rangkaian jurus sebagai kewajiban berlatih bela diri pencak silat.
***
Berlatih jurus walau hanya sepuluh jurus wajib ternyata membutuhkan waktu lama. Tidak semua siswa dalam setahun tuntas menyelesaikannya, banyak siswa berguguran karena keluar dari perguruan atau bosan dengan materi latihannya.
Berlatih pencak silat bukanlah seperti orang bersekolah akademis. Setiap tahun bisa naik kelas dalam ujian tertulis. Berlatih pencak silat lebih ke urusan fisik, semacam fisioterapi. Pengulangan gerakan terus berlangsung agar tubuh bisa menerima bentuk teknik-teknik berunsur bela diri.
Biasanya yang paling berkesan adalah teknik jurus kesatu. Jurus ini teknik rangkaiannya paling sederhana. Tapi karena menjadi awal siswa masuk tahap jurus menjadi kenangan paling fenomenalnya seumur hidup.
Penulis contohnya, tetap tidak bisa menghilangkan kenangan pertama bisa melakukan teknik rangkaian jurus Teguh, sampai saat ini terus melatihnya walau terasa sederhana sekali.
Semua siswa pasti merasakan jurus dari awal sampai menguasainya dengan perasaan suka atau terkagum-kagum. Tidak mengira bahwa jurus satu ini menjadi langkah awal mempelajari pendalaman pencak silat selanjutnya.
Penulis mendapati bahwa soal pencak silat bukanlah melulu hanya jurus dan pertarungan. Dalam prakteknya terjadi hubungan sosial antar siswa dan guru dan masyarakat sekitar.
Pencak silat adalah bela diri komunal, lingkup prakteknya budaya masyarakat sekitar. Banyak sekali adat istiadat yang terpakai dalam perguruan berdasarkan ajaran lingkungan beradanya perguruan pencak silat.
Mungkin sebuah kampung terpencil justru pernah berkembang bentuk tradisi pencak silat. Didalamnya menjadi ajaran turun temurun dari satu guru ke siswa yang kemudian bergenerasi terus tanpa terputus hingga sekarang walau kemudian asal-usulnya menjadi legenda tanpa bukti apapun.
Bukti arkeologis menunjukan persebaran manusia modern Austronesia dan Melayu awal di berbagai daerah pernah menjadi hunian masyarakat. Dari jaman hidup di gua hingga berumah menetap. Tentulah saat itu telah ada ajaran lisan bela diri. Bukti mencukupi dengan adanya alat-alat dan senjata manusia prasejarah.
Pencak silat sudah hidup dalam masa prasejarah tersebut, terkubur. Tapi tetap berlanjut karena perpindahan dari satu tempat ke tempat lain juga membawa kebudayaan tua dengan berganti generasi sampai generasi sekarang tidak tahu lagi di mana awalnya nenek moyangnya berada.
Banyak tradisi lisan masyarakat menyebut asal-usul nenek moyangnya menjadi legenda kepahlawanan. Tentu kita tinggal mendapatinya di kampung halaman setiap orang kawasan nusantara. Di daerah penulis yaitu Banyumas ada legenda kamandaka, hampir setiap desa di sekitar lereng gunung Slamet menjadikan tokoh Kamandaka sebagai pemula desanya.
Kembali ke Pencak silat latihan jurus,
Berlatih jurus wajib memakan waktu cukup lama. Boleh dibilang waktu tersebut menguji seorang siswa menjadi anggota tetap perguruan pencak silat. Bahkan penguasaan jurus menjadi metode ujian siswa naik tingkat dari satu tingkat ke tingkat lebih atasnya.
Makanya bila sudah tuntas sepuluh jurus wajib dikuasai atau dihapal seorang siswa bisa dinyatakan lulus. Tentulah menjadi kebanggaan seorang siswa mencapai keberhasilan tersebut.
Satu angkatan rombongan siswa belum tentu semuanya berhasil mencapai penguasaan atau hapalan sepuluh jurus wajib ini. Banyak saja yang berguguran karena bosan atau ada keperluan lain atau keluar dari perguruan.
Penulis sendiri saat di awal gugur hanya menguasai empat jurus. Kemudian non aktif cukup lama sampai satu tahun. Masalahnya karena pelatihnya yang berpindah kerja sehingga satu angkatan yang dibina dimana penulis bergabung menjadi siswa akhirnya terbengkalai.
Penulis kembali berlatih setahun kemudian, pelatihnya dialihkan ke orang lain yang lebih senior. Ternyata sudah terjadi pergantian semacam versi rangkaian jurus. Jadi jurus-jurus yang dilatih penulis sebelumnya harus diulangi lagi dari awal.
Rupanya ada penyeragaman jurus, dan jurus yang pernah dilatih penulis dinyatakan batal. Terpaksa semuanya mulai dari awal lagi, bahkan bertemu lagi dasar jurus yang sepuluh gerakan tersebut.
Menapaki dari awal lagi walau akhirnya dipercepat karena pernah mencapai jurus keempat. Begitulah penulis bisa mencapai sepuluh jurus wajib sebuah perguruan pencak silat. Setelah itu vakum lagi karena masuk jenjang sekolah SMP.
Masa-masa vakum benar-benar tidak ada satupun bidang olah raga yang diminati penulis. Tak ada kemajuan apapun kecuali menamatkan pendidikan akademis SMP.
Setiap orang berbeda-beda menempati latihan jurus. Apalagi untuk yang memulai latihan dari umur dewasa kesulitan lebih tinggi. Paling baik ketika fisik dimulai dari usia anak-anak dan remaja. Pondasi fisiknya masih sangat lentur hingga saat dewasa dan tuanya tetap bisa mempertahankan porsi besar materi latihan.
Setelah selesai sepuluh jurus maka tinggal berlatih tambahan-tambahan materi. Seperti jenis kembangan yang ternyata dalam perguruan dimana penulis bernaung merupakan asal-usul jurus atau suatu pengalaman materi jurus dari berbagai aliran perguruan yang pernah dipelajari guru besarnya.
Setelah lengkap, walau tidak seluruh materi latihan tercapai penulis berhenti berlatih. Hanya ikatan perguruan tetap menjadi anggota non aktif. Hal tersebut terjadi di jenjang sekolah menengah atas SMA.
Demikian penulis mengakhiri bab jurus.
BAB 3
Pengembangan latihan
Ketika sudah menjadi anggota perguruan maka kita akan mendapati perguruan pencak silat lain yang memiliki perbedaan anggaran dasar organisasi.
Ternyata di sekitar kita ada begitu banyak perguruan pencak silat menyebar di seluruh daerah tempat tinggal kita. Bahkan dalam satu desa misalnya bisa terdiri dari berbagai perguruan dengan kelompok-kelompok latihan kecil.
Semuanya tetap hidup.
Tiba-tiba kita menjadi fanatik dengan perguruan pencak silat tempat kita bernaung.
Itulah fenomena yang ada di masyarakat, umumnya mereka-mereka yang berlatih bela diri pencak silat karena masuk sebuah perguruan yang beredar di masyarakat.
Menjadi siswa perguruan pencak silat selalu melihat dari guru besarnya. Beliau menjadi pusat semacam otoritas maju mundurnya sebuah perguruan. Tak jarang kita yang menjadi siswa begitu mengunggulkan kelebihan guru besar tersebut.
Padahal banyak perguruan pencak silat terdiri dari ikatan-ikatan kekeluargaan. Bentuk kekeluargaan ini yang sering menjadikan perguruan menjadi tertutup. Benar menerima siswa terbuka tetapi bila ditelusuri kepentingan keluarga inti sangat utama.
Makanya jangan harap siswa yang tidak berkaitan apa-apa dengan anggota utama keluarga besar pemilik perguruan banyak yang tidak berkembang kecuali menjadi anggota biasa saja.
Bukan salah perguruan tersebut, sampaipun perguruan pencak silat tingkat nasional pun banyak saja yang memberlakukan ikatan kekeluargaan sebagai pondasinya.
Terkadang didapati seorang penghayat pencak silat tetap bernaung seumur hidup dalam sebuah perguruan, menjadi semacam abdi. Sebagian diantaranya menggantungkan hidup memang dari aktifitas latihan misalnya menjadi pelatih walau tingkatnya tidak pernah naik. Dari tahun ke tahun melatih siswa dengan ajaran yang begitu-begitu saja dan berulang terus menerus.
Penulis contohnya, hanya ajaran satu perguruan yang pernah bernaung sebagai materi latihan hingga saat ini. Tidak pernah merubah, itu karena kemampuan mengembangkannya terbatas. Penulis belum pernah bergabung dengan perguruan pencak silat lainnya, hingga saat ini.
Sebuah perguruan selalu bertumpu pada profil guru besarnya. Berbagai perguruan pencak silat ada yang berbentuk paguyuban, hanya terselenggara latihan semasa hidupnya seorang guru besar tersebut. Setelah meninggal dunia tinggal nama, walau diteruskan keturunannya tak berubah banyak. Organisasinya begitu sederhana, mungkin itulah yang menyebabkan banyak tokoh-tokoh pesilat Indonesia hilang ditelan jaman.
Tentu pembaca banyak mengetahui di kampung sekitarnya bila diamati. Berbagai perguruan kecil berdiri puluhan tahun di sebuah desa. Kemudian menyelenggarakan latihan gratisan pada warganya sendiri. Yang terjadi kemudian,
“Berapa tahun mampu terselenggara?”
Syukur bila kemudian pelatihnya sempat melatih sampai beberapa angkatan, kemungkinan bakalan ada yang bisa meneruskan.
Yang terjadi sering gulung tikar sendiri, itu karena pelatihnya atau siswanya yang jenuh meninggalkan perguruan tersebut. Hal ini sering terjadi di masyarakat, menjadi fenomena diam seribu kata.
Tapi yang penting pencak silatnya tetap hidup, berganti-ganti perguruan, gonta-ganti pelatih, siswa-siswa yang begitu saja mengundurkan diri, bahkan banyak perguruan pencak silat yang bubar karena tidak terorganisir anggotanya tidak akur satu sama lain. Toh pencak silat tetap menjadi perhatian dan diminati masyarakat hingga saat ini.
Diam-diam perguruan pencak silat adalah sistem pendidikan tua di Nusantara. Hal tersebut berlangsung hingga sekarang dengan kemasan modern. Beberapa disiplin keilmuannya turun temurun menjadi hak waris keluarga. Contohnya cukup banyak walau tidak menjadi hak paten seperti Cikalong, Cimande, silat nagari-nagari Minangkabau dll. Kita mengenal Merpati Putih dari satu generasi hingga generasi sekarang merupakan trah keluarga.
Bentuk lain perguruan berupa padepokan, ini semacam pondokan setara santri. Banyak perguruan yang mengajarkan bukan saja bela diri tetapi juga mengajarkan pengajian agama. Bila dilihat sepintas lebih pada ilmu agamanya karena mengajarkan tasawuf dan tarikat. Metodanya selalu berupa kegiatan fisik dan batin laku puasa, wiridan dll.
Pencak silat yang diajukan Indonesia pada UNESCO bertumpu pada budaya yang mengajarkan berbagai ritual baik agama maupun penghayat kepercayaan. Makanya lebih pada kehidupan komunitas baik bela diri maupun aspek spiritual karena menjadi praktek ritual. Bidang-bidangnya dilakukan oleh penghayat pencak silat yang hidup di Indonesia seluruhnya hingga cakupannya meluas.
Sedangkan Malaysia mengajukan pencak silat sebagai bela diri yang mempengaruhi budaya suku Melayu. Misalnya seni tari, adat istiadat, sampaipun busana orang Melayu dipengaruhi bela diri ini. Yang diajukan Malaysia sama dengan fenomena pencak silat di Sumatera khususnya Minangkabau.
Sementara setiap pulau di Indonesia memiliki ragam pencak silat sendiri-sendiri sesuai lingkungan. Misalnya di Betawi dengan fenomena kampungnya, di Jawa yang hanya mengenal pencak, di Jawa barat dengan berbagai aliran seperti Cimande, Cikalong dan tidak lupa ada fenomena seperti di Banten dengan komunitas Jawaranya. Masing-masing menjadi bentuk komunitas yang lengkap terdiri dari berbagai unsur baik fisik maupun olah batin dan mistik. Di Sulawesi dengan bentuk bela diri yang bertumpu pada kehidupan di perahu mengarungi lautan, di Kalimantan mungkin lebih kenal pencak silat karena adat hukum sungainya. Semuanya tersebar di Indonesia yang sangat beraneka ragam, karenanya disebut Bhineka Tunggal Ika.
Fenomena di Jawa hanya mengenal pencak, Jawa dalam hal ini terdiri suku yang mendiami Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Mungkin mengenal hanya sebagai bentuk keindahan tari dalam sebutan pencak. Itu untuk membedakan seorang penghayat pencak yang hanya untuk perorangan dengan prajurit militer milik keraton yang berkuasa ratusan tahun di Jawa, bahkan walau dijajah Belanda lama sekali.
Demikian buku kecil ini tersaji, semoga bisa berguna bagi siapa saja yang mencintai bela diri pencak silat, terima kasih.
Profil Penulis
Penulis bernama Jusnu Juli Wibowo besar di Purwokerto 19 Juli 1970. Jadi sudah cukup berumur, karenanya terpikir untuk menulis sebuah karya tulis berdasarkan program latihan yang sudah puluhan tahun dilakukan.
Kini penulis berlatih seorang diri di sebuah daerah berpredikat kota pendidikan Yogyakarta. Bukan orang penting karena hanya menjadi pelaku ekonomi kecil pedagang kaki lima jasa stempel.
Berlatih pencak silat sudah mendarah daging, bukan kekerasan yang diperoleh tapi kelenturan tubuh ternyata tujuan utamanya.
Jangan berpikir penulis seorang jago berkelahi, dalam keseharian justru sering diremehkan bahkan beberapa kali mendapat perlakuan tindak kekerasan dari orang lain. Penulis tidak menang karena kena pukul hingga kesakitan, tapi dari permasalahan di posisi tidak bersalah hingga tetap berdiri tegak di masyarakat.
Demikian sekelumit profil penulis, wasalam.
No comments:
Post a Comment